Koordinator Rescue PT Dirgantara Indonesia Bambang Munardi memperkirakan bahwa pesawat Sukhoi Superjet-100 jatuh. Sejauh ini, dugaan sementara pesawat jatuh karena masuk ruang hampa.
Bambang menjelaskan, pesawat kemungkinan masuk ruang hampa udara di ketinggian antara 10.000 kaki sampai 6000 kaki. Pesawat memang diketahui sempat meminta izin ke Menara Kontrol Bandara Halim Perdana Kusumah untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki ke 6000 kaki. "Turun drastis dalam waktu relatif singkat. Sangat sulit pesawat bertahan dalam kondisi itu," jelasnya.
Dalam kondisi seperti itu, imbuhnya, pilot pesawat harus memiliki keahlian khusus untuk menstabilkan pesawat. Selain itu, pesawat juga harus punya teknologi untuk mengatasi masalah ini. "Kami belum tahu catatan pilot dan kemampuan teknologi pesawat Sukhoi ini.
Kondisi cuaca buruk akibat badai di wilayah Laut China juga berdampak langsung ke kawasan Gunung Salak yang berkontur pegunungan. "Akibatnya sering terjadi turbulensi udara dan tersedianya ruang hampa udara. Ini sangat membahayakan penerbangan," katanya.
Lokasi pesawat jatuh diperkirakan 2 kilometer dari Desa Cidahu. "Kami sedang breafing untuk menuju lokasi sana," jelasnya. Pesawat hilang kontak sejak kemarin sekitar pukul 14.33 WIB di sekitar Gunung Salak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar